Tuesday, October 26, 2010

HERNIA

I.DEFINISI HERNIA
Hernia adalah suatu keadaan keluarnya jaringan/organ tubuh dari suatu ruangan melalui suatu lubang/celah keluar dibawah kulit atau menuju rongga lainnya(secara congenital/aquisital.

II. ETIOLOGI HERNIA
1. Kongenital
Sempurnaproses intra uterina,terjadi sejak lahir misalnya:H. umbilikalis,H.epigastrika
Tidak sempurnawaktu lahir tidak tampak setelah ada faktor predisposisi baru tampak misalnya:HIL akibat processus vaginalis abdominis persistens tidak dapat masuk ke scrotum.

2. Acquisita
Tekanan intra abdominal yang meninggipada pasien yang sering mengejan
Faktor pencetus:batuk kronis,ascites,vesicilithiasis.Konstitusi tubuh Orang gemk lebih sering dari orang kurus,karena banyak jaringan lemaknya.Banyak preperitoneal fat H.adiposa,H.epigastrika
Distensi dinding perutpada ascites dan partus Sikatrik karena jahitan tidak sempurna,Penyakit yang melemahkan otot dinding perut poliomyelitis anterior

Faktor-faktor yang mempengaRuhi hernia: Herediterindividu tipe asthenik (fascia transversa abdomen lemah), Umur dan pekerjaan lebih dari 50 tahun karena dining perut mulai melemah

Jeniskelamin
o HIL bnyak pada laki-laki karena terdapt processus vaginalis peritonii
o H.femoralis banyak pada wanita karena: Sering partus atau tekanan intraabdominal meningkat dan annulus femoralis melemah,Bentuk pelvis lebih horizontal sehingga tekanan ligamentum ingunale lebih besar dan annulus femoralis melemah Keadaan tubuh obesitas, preperitoneal fat banyak,fascia transversa,abdominis lemah menyebabkan H.Adiposa
III.KLASIFIKASI HERNIA
Secara klinis:
o Reponabilisdapat dimasukkan kembali tanpa operasi
o Irreponabilistidak dapat dimasukkan harus di opersai(strangulasi)
o InkarserataH.irreponabilis disertai gejala ileus
o Akretamengalami perlengketan
Hernia Abdominalis
o Externa

Isi hernia berasal dari cavum abdominalis melalui LMR keluarsampai subkutis terdiri dari:
a. HIL,HIM
b. Umbilikalis
c. Epigastrika
d. Lumbalis
e. Semilunaris
f. Pelvika
o Interna

Isi hernia dari cavum abdominalis masuk ke rongga lain
Ada tidaknya kantong
o Berkantong peritoneum
o Tidak berkantongH.adiposa

Hernia bentuk khusus
I. o Hernia Richter Sebagian dinding usus menonjol,sebagian besar dari usus di luar kantong hernia
o Hernia Littre kelainan embrionik,adanya divertikulun meckeli yang keluar melalui MLR
o Hernia Slidding Suatu keadaan dimana organ peritoneal meluncur kebawah,dan akan membentuk dinding posterior kantong hernia
o Hernia Pantalon Terdapatnya H.inguinalis dan medial secara bersama-sama pada satu sisi
o Hernia Spiegel Terjadi pada linea semilunaris dibawah linea semisirkularis
o Hernia Permagna Sebagian isi rongga perut masuk ke kantong hernia

IV. PATOFISIOLOGI HERNIA
1. Hernia Inguinalis
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 8 dari kehamilan, ter jadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus, kar ena prosesus tidak ber obliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi ker ana usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga per ut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini m erupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdom inal meningkat seperti batuk batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang barang berat, mengejan. Kanal yang sudah ter tutup dapat
terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu
jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya menekan dinding
rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan,
obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua.
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses per kembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi her nia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin her nia, akibat sem akin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang kemudian m enekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi per ut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi
her nia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi
usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.

2. Hernia femoralis

Pada umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada wanita kira-kira 4 kali lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha. Sering penderita datang ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di lipat paha di bawah ligamentum inguinale, di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau karena penderita gemuk. Hernia ini masuk melalui annulus
femoralis ke dalam kanalis femoralis dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. 3,4,5,6Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna vasorum dorsal dari ligam entum inguinale, tempat v.safena magna bermuara di dalam v.femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh lig. Inguinale, kaudodorsal oleh pinggir os. Pubis yang terdiri dari lig. Iliopektineale (lig. Cooper), sebelah lateral oleh (sarung) v.femoralis,dan di sebelah medial oleh lig. Lakunare Gimbernati. Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari lig. Inguinale. Keadaan anatomi ini sering
mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.


IV. DIAGNOSIS HERNIA

Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.
• Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
• Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau ganggren.
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.
Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah.
Palpasi : kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium.
Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Apabila hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat biasanya terdiri dari ovarium.

Gambaran klinik hernia
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi.
Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus, dan (3) hidrokel komunikan. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.
• Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
• Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
• Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen.


V. DIAGNOSIS DIFERENSIAL HERNIA
1. Hidrokel Testis
a. Definisi
Hidrokel berasal dari dua kata yaitu hidro ( air ) dan cell (rongga / celah). Dapat diartikan secara harfiah bahwa hidrokel adalah adanya penumpukan air pada rongga khususnya pada tunika vaginalis( Behram. 2000). Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. (Pramono,Budi . 2008)
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis. (Pramono,Budi . 2008) Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.( http:// www. Doctorology-indonesia.net/hidrokel-doctorology.net.html).
b. Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena:
1. Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis (hidrokel komunikans)
2. Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis.
c. Gambaran klinis
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi.
Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus, dan (3) hidrokel komunikan. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.
• Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
• Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
• Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
Perbedaan Hernia Hidrokel
Anamnesa Pagi bengkak-siang berkurang-sore bengkak lagi
Bengkak membesar dan menghilang dengan cepat
Benjolan, nyeri (-)
Pagi bengkak-siang semakin bengkak-malam bengkak sekali
Bengkak membesar secara perlahan-lahan
Benjolan, nyeri (+)
Pemeriksaan fisik
Transiluminasi
Inspeksi

Auskultasi
Palpasi

Gelap (-)
Benjolan pernah ada di lipatan paha
Bising usus (+)
Kenyal

Merah terang (+)
Benjolan hanya ada di scrotum

Bising usus (-)
kistik


1. VARIKOKEL
a. Definisi
Varikokel , varicocele, adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan ini terdapat pada 15% pria. Varikokel ternyata merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria, dan didapatkan 21-41% pria yang mandul menderita varikokel.
b. Etiologi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 70–93 %). Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah miring. Di samping itu vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan inkompeten. Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai adanya kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor), muara vena spermatika kanan pada vena renails kanan, atau adanya situs inversus.
c. Gejala klinis
Varikokel jarang menimbulkan rasa tidak nyaman. Keluhan yang biasa
dimunculkan antara lain adanya rasa sakit yang tumpul atau rasa berat pada sisi
dimana varikokel terdapat, hal tersebut biasanya muncul pada saat setelah
berolahraga berat atau setelah berdiri cukup lama dan jika pasien berada dalam
posisi tidur rasa berat dan tumpul tersebut menghilang Keluhan lain yang dapat muncul adalah belum memilikia anak setelah beberapa tahun menikah, atau terkadang adanya benjolan di zakar yang disertai nyeri tumpul atau rasa berat
Varikokel merupakan varises yang terjadi pada testis. Penderita varikokel akan merasa ada cacing di testisnya ketika berdiri, tetapi akan hilang ketika duduk. Kondisi ini adalah pembesaran pembuluh darah di skrotum yang membawa darah dengan sedikit oksigen kembali ke jantung. Bila katup dalam pembuluh darah tidak berfungsi baik, maka darah akan berkumpul di tempat-tempat yang tidak seharusnya. Walaupun varikokel mudah dikenali (jika sudah tahap lanjut) karena dapat dilihat dan diraba tanpa bantuan alat khusus, seringkali cukup sulit bagi pemeriksa untuk menentukan ukuran varikokel yang terlihat. Pembuluh-pembuluh vena yang melebar akan tampak seperti kantung berisi cacing di bawah kulit, yang ukurannya dibagi berdasarkan grade/tingkat tertentu. Ukuran Besar (grade III) terlihat jelas dari luar kulit, Sedang (Grade II) mudah diraba tanpa manuver valsava (mengedan). Dan yang Kecil (Grade I) hanya dapat diraba setelah pasien melakukan manuver valsava. Varikokel yang berukuran kecil akan dengan mudah terlewat kecuali pemeriksaan dilakukan dengan dua posisi sekaligus yaitu berbaring dan tegak. Karena varikokel yang berukuran kecil sekalipun dapat menyebabkan kegagalan spermatogenesis maka pemeriksaan harus dilakukan seteliti mungkin.
Pemeriksaan varikokel harus dilakukan di tempat yang bersuasana hangat dan enak. Ruangan pemeriksaan yang dingin akan menyebabkan pengerutan skrotum sehingga sukar diperiksa dengan benar. Sekali lagi perlu diperhatikan, bahwa pemeriksaan varikokel paling efektif dilakukan dengan posisi berdiri sambil melakukan manuver valsava bila diperlukan.
2. TORSIO TESTIS
Torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis yang menunujukkan gambaran klinis berupa adanya nyeri hebat pada skrotum,sifatnya mendadak,nyeri menjalar kedaerah inguinal.Ditemukan adanya benjolan (testis membengkak,terkadang adanya demam. Sedangkan hernia inguinalis merupakan suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.

3. EPIDIDIMITIS
Epididimitis Merupakan suatu reaksi inflamasi pada epididimis.Gejala klinis ditemukan Nyeri mendadak pada daerah skrotum adanya bengkak pada cauda hingga caput Disertai demam,malese,nyeri dirasakan hingga ke pinggang. Sedangkan hernia inguinalis merupakan suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.

VI. PENATALAKSANAAN HERNIA
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak – anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak – anak inkaserasi lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibanding orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karena cincin hernia pada anak-anak masih elastic dibanding dewasa. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak dipersiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi tidak berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera. Pemakaian penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang direposisi buakn untuk menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Cara ini ternyata mengundang komplikasi. Antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang ditekan sedangkan strangulasi tentang mengacam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah testis.
Cara yang rasional dalam mengobati hernia inguinalis adalah operasi. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplastik
Pada hernia congenital pada bayi dan naak yang faktor penyebanya adalah prosessus vaginalis yang tidak menutup hanya dilakukan herniotomi karena annulus inguinalis internus cukup elastic dan dinding belakang kanalis cukup kiuat. Terapi operatif hernia bilateral pada bayi dan anak dilakukan satu tahap. Mengingat kejadian hernia bilateral cukup tinggi pada anak, kadang dianjurkan eksplorasi kontralateral secara rutin, terutama pada hernia inguinalis sinistra. Kadang ditemukan insufisiensi dinding belakang kanalis inguinalis dengan hernia inguinalis medialis besar yang biasanya bilateral. Dalam hal ini perlu diperhatikan hernioplastik yang teliti dan cermat. Pada operasi hernia secara laparoskopi diletakkan prosthesis mesh dibawah peritoneum pada dinding perut.

IX.KOMPLIKASI HERNIA
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponsibel; ini dapat terjadi kalau herniaterlalu besar atau terdiri dari omentum, organ ektraperitoneal (hernia geser) atau hernia akreta. Disini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan.
Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulate yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter.
Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi inkarserasi retrograde yaitu dua segmen usus terperangkap didalam kantong hernia dan satu segmen lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti hurup W.3Jepitan hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur didalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringa terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.Gambaran klinik hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan , elektrolit, dan asam basa. Bila sudah terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasiterjadi gangguan toksik akibat gangrene, gambaran klinik menjadi komplek dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat ditempat hernia, nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneum.Pada pemeriksaan lokal yang ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi, disertai nyeri tekan dan tergantung keadaaan isi hernia dapat dijumpai tanda pereitonitis atau abses local. Hernia strangulate merupakan keadaan gawat darurat karena perlu mendpat pertolongan segera.


Makalah :

KELOMPOK 5
thanks for All