Thursday, May 5, 2011

Mutiara Indah dalam Kerja Keras, Kututurkan Alhamdulilah yang tiada henti

Segala puji bagi Allah tuhan semesta Alam. Memang aku diberikan kesempatan untuk merasakan indahnya kerja keras yang dibuahkan suatu paket hadiah yang manis.

Berawal dari pengumuman dari kampus yang ditempel di papan pengumuman bahwasanya bakal diadakan suatu seleksi bagi mahasiswa berprestasi se-Fakultas Kedokteran Universitas Riau, yang bakal melaju ke seleksi tingkat Universitas. Seabrek syarat yang mesti harus silengkapi dan runtutan bentuk seleksi yang mesti di jalankan untuk lolos dalam seleksi ini membuatku agak sedikit acuh tak acuh pada awalnya.Melihat kecenderungan nilai akademisku bisa dikatakan tidak sebaik dari teman - temanku dikelas. Ditambah aku mesti memperjuangkan satu karya tulis untuk lolos dalam seleksi ini. Kegundahanku mulai menyapa saat proposal skripsiku yang tak kunjung jua selesai direvisi. Seolah - olah bebanku bertambah dan tema di otakku mulai bertambah. Kinerja manajemen waktuku yang dibilang kurang baik juga mulai membuat ku deg-degan untuk mengikuti kegiatan ini.

Namun, entah kenapa, hari demi hari. semakin mendekat deadline dari penyerahan berkas administrasi ini.Alur fikiran ku mulai berubah, diawali dengan kata - kata ini yang terus berngiang di kepala ku .

"Untuk Persayaratan kamu sudah bisa ndah, ayoo..buruan masukkan,ini kegiatan hanya bisa satu kali ini kamu ikuti mengingat kamu sudah semester 6 sekarang,mumpung engkau diberikan kesempatan, waktu dan kemampuan, apalagi yang engkau tunggu untuk mengisi waktumu. Jadikanlah ini sebagai titik tolak mengukur kemampuanmu sekaligus menjadi pengalaman yang beharga bagimu. Tentunya dengan niat yang bersih."

Dengan kalimat yang tak seberapa ini selalu bergema terus. Ada semacam perasaan "sayang" buat meninggalkan kegiatan ini. Aku mulai menanyakan pada Bunda-ku. Alhamdulilah semakin menguatkan niatku ini buat ikut mendaftar. Seolah - olah kegundahanku tentang managemen waktuku untuk proposal hilang seketika dan tak pernahku pikirkan.

Akhirnya.Aku mendaftar. Semua persyaratan telah ku penuhi dan mengumpulkan sebelum pada waktunya.

Alhamdulilah lagi. Aku diberikan seorang pemimbing yang Subhanallah luar biasa yang setia dan bersabar memimbingku dan menunjukanku serta membukakan pikiranku. Dan itu sungguh berarti. Mungkin pikirku. Apapun hasil dari kompetisi ini, jikapun aku menang kemudian harinya. ini semata - mata karna izin ALLAH dan karna pemimbingku yang luar biasa ini, dr. Ira Safitri,M.Kes.


Untuk mengikuti seleksi kegiatan ini. Aku mesti harus melengkapi syarat administrasi, mengikuti tes psikologi dan mengikuti presentasi.
Alhamdullilah lagi, aku lolos untuk administrasi. Tercatat ada 7 orang yang berhasil lolos juga sepertiku.

Lalu, aku mengikuti tes psikologi.
Hasilnya, aku dipanggil menghadap dokter spesialis kejiwaan yang mengkoreksi tes psikologi ini. Aku heran. Aku dan juniorku Lana yang hanya dipanggil hari itu. Aku menghadap. Dan sedikit berwawancara. Aku menitikkan air mata. Aku sungguh tak tahu kenapa bisa terjadi. Seolah-olah air mata itu mengalir sendiri. Terlepas memang mataku suka berair saat kelelahan dan menguap. Pikirku aku tak ada masalah baik dikeluarga, teman maupun diri sendiri. Tapi air mata itu keluar secara sendirinya. selidik punya selidik pada diriku sendiri. "ada perasaan yang belum bisa menjadi orang yang baik, buat bekalku dunia maupun diakhirat" mungkin itu yang membuatku menitikkan air mata saat dosen ku itu menanyakan pertanyaan yang ada ditest kemaren yang tidak jauh berkaitan dengan hal itu.

Setingkat lebih dalam aku mengenal diriku. Lebih sensitif dibandingkan yang lain. Dan sensitif itu akan bertambah saat ku pra-Menstrual syndrome. Alhamdulillah lagi. Aku tau itu sejak sekarang.

Hari demi hari. Balik Aku juga mulai berkonsultasi dengan pemimbingku untuk masalah karya tulis.segala persiapan telah kulakukan. Ancungan jempol sebanyak - banyaknya kuaturkan buat pemimbingku. The best ever teacher i haved!

Sampai pada hari H. Aku diharuskan presentasikan karya tulisku dengan bahasa inggris. Saat aku pleno aku ijin buat keluar menunaikan tugasku ini buat presentasi. Mulutku mulai komat - kamit memastikan semua ada dikepalaku. Tak lupa "Rabbilsrahli Sodri Wayasirli Amri Wahlul Uqdatamillisani yaf aulkhaoli" yang selalu menjadi "wejangan khusus" bunda saat aku melalukan apapun presentasi.

Aku masuk.Aku mulai bersemangat sejak ku tau ternyata pembimbingku juga menyaksikan penampilanku. Aku mulai menceloteh. Seluruh hafalanku buyar. Aku mulai tahu kini. Aku ternasuk orang yang memegang konsep, namun susah menghafal detail komunikasi saat ku presentasi. Alhasil. Apa yang kuomongkan, terlontar begitu saja saat mulainya sesi tanya jawab. Banyak pertanyaan diajukan padaku dan Alhamdulillah lagi aku bisa menjawabnya. Setidaknya pikirku


Leganya bukan main.
paling nggak, aku terbebas dari hafalan bahasa inggrisku yang kurang bagus.


Sampai saat itu tiba. Pengumuman kegiatan ini diumumkan.
Alhamdulillahhhh....Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam
Kerja kerasku itu..membuahkan hasil. Aku mendapat juara 2.

Juara 1 : Bulqis Vellaya
Juara 2 : Indah Prasetya Putri
Juara 3 : Uswatul Hasanah



Kegembiraanku bukan main.
kerja kerasku yang kukorbankan mulai dari waktu, pikiran dan semuanya berbuah manis.

Aku langsung menghubungi pemimbingku.

Ini membuatku akan maju kembali ke seleksi tingkat Universitas di bulan MEI yang aku tunggu - tunggu sekarang. Aku akan terus berusaha.

Pesanku satu, jangan pernah memikirkan suatu hal itu sulitnya dulu, karna semua itu akan sulit karna kita belum pernah mencobanya. Lagipula jika kita memikirkan itu sulit, sulitlah semuanya. Layaknya psikosomatik. Semuanya tergantung pada sudut pandang kita buat memikirkannya. Kalau pada seluruh kegiatan yang belum pernah kita lakukan kita anggap semuanya sulit. Kapan lagi kita akan maju untuk melakukan hal - hal yang baru di hidup kita mengukir suatu "experience"??

Mohon doanya selalu.
Aku akan terus mencoba menjadi lebih baik seiring bertambahnya umurku.
(kedengaran gimana gitu)

maklum saja.
Sensitive Person
(Panggilan dari temanku)- hanya tertawa saja.

No comments:

Post a Comment